Sabtu, 26 Juni 2010

Pesta Arema Bukan Hanya di Malang

Selebrasi Arema Malang bukan hanya berlangsung di kandangnya saja. Pesta untuk merayakan sukses Singo Edan merebut trofi Djarum Indonesia Super League (DISL) juga berlanjut di Soccer City, Johannesburg, panggung laga 16 besar, Argentina versus Meksiko, Minggu (27/6). Adalah Harie Pandiono yang membawa bendera kampiun DISL berkibar ke Soccer City. Pria yang bekerja sebagai Senior Project Admin/Cost Control Manager Freeport McMoRan Copper & Gold, Inc di Kongo (DRC) tersebut rela membawa spanduk raksasa bertuliskan ‘Arema Indonesia’ seberat 12 kg dengan ukuran 6x8 meter ke Afrika Selatan (Afsel). Spanduk super gede ini sukses dipasang di tribune penonton. Sayang, tak lama berselang datang polisi dan meminta Harie untuk menurunkan spanduk. Alasannya: mengganggu orang lain karena menjuntai melewati tinggi tribune. Namun, Polisi membiarkan Harie untuk melambai-lambaikan Bendera Arema sepanjang laga Los Albicelestes kontra El Tri. Rasa bangga terpancar jelas di wajah Harie, yang merupakan salah satu penggemar fanatik klub besar asal kota Malang tersebut. Matanya berbinar ketika menyaksikan bendera Arema bisa bersanding dengan bendera Argentina dan Meksiko. “Meski timnas Indonesia gagal di kualifikasi, yang penting bendera Arema telah ditancapkan!” tegas Harie. Penasaran dengan bendera yang berbeda itu, banyak suporter bahkan ofisial FIFA bertanya pada Harie. Setelah dijelaskan Arema adalah jawara DISL, Harie malah kebanjiran permintaan untuk foto bareng. “What is your team? tanya seorang suporter Argentina kepada Harie. “My team is in my heart even they not here,” sambut pria berusia 46 tahun itu. Lalu, seorang wartawan Jepang menghampiri. “That’s the flag of The Indonesia Crazy Lion (Singo Edan),” ucapnya. Sehari sebelumnnya, Harie juga sukses menyebarkan Salam Satu Jiwa di Stadion Royal Bafokeng. Ketika para pemain Ghana dan Amerika Serikat saling bunuh untuk tiket ke perempat final, Harie tak lelah mengibarkan bendera Arema di stadion di Kota Rustenburg itu. Sebelum diterbangkan ke Afsel, bendera Arema terlebih dahulu mengangkasa di Sudan, Ethiopia dan Ghana. “Saya ingin menunjukkan bahwa seorang suporter bisa mewakili Indonesia di Piala Dunia dengan membawa spanduk dan bendera klub juara DISL,” ujar Harie yang menghabiskan USD4000 sebagai cost misinya ke Afsel dari DRC. Pemasangan spanduk raksasa Arema di tribune Soccer City dibantu oleh seorang warga Indonesia, Samuel Tirayoh, yang sengaja datang ke Afsel untuk menyaksikan laga Piala Dunia 2010. Pesan yang ingin disampaikan Harie dan rekan-rekannya adalah banyak masyarakat Indonesia yang perduli dengan kemajuan sepak bola nasional. Kita warga Indonesia, rindu terhadap prestasi Tim Merah Putih. Dengan dukungan lebih dari 200 juta penduduk, apakah terlalu muluk bila kita menyimpan harapan bisa melihat bendera Indonesia berkibar di Piala Dunia suatu saat nanti? Only time will tell. JOHANNESBURG, South Africa 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar