Selasa, 15 Juni 2010

Berburu Sarang Matador

KEAMANAN super ketat sangat terasa ketika saya memasuki kawasan Potchefstroom. Sebuah kawasan sekitar satu jam dari selatan Johannesburg itu menjadi tuan rumah bagi Spanyol. Potchefstroom menawarkan rasa tenang, sunyi bagi Fernando Torres dkk. Tapi, area yang dihuni 130.000 jiwa ini sungguh tidak ramah bagi wartawan. Dalam radius dua kilometer, tanda dilarang mnendokumentasikan kawasan tersebut sudah terlihat jelas. Jika nekat, pe
tugas keamanan tak segan-segan mengambil kamera, atau video recorder. Penggunaan kamera hanya boleh dilakukan ketika La Furia Roja berlatih di Senwes Park milik Universitas North West Potchestroom. Setelah menyerahkan kamera, saya dipersilahkan untuk melihat-lihat kawasan terkena demam Piala Dunia lantaran La Furia Roja menetap disana. Selain tanda-tanda sejumlah larangan, beberapa jalan juga diblokade. “Untuk sementara jalan-jalan itu tidak bisa dilalui,” papar Didier Mailala, salah seorang petugas keamanan. Sangat penasaran dengan kandang Matador ini, esok harinya saya kembali. Meskipun jarak Potchefstroom dengan Johannesburg cukup jauh. Dan, di hari ini, La Furia Roja menggelar latihan, otomatis seluruh wartawan yang terakreditasi FIFA diizinkan untuk menyaksikan persiapan David Villa dkk. Sangat berbeda dengan hari sebelumnya, kini sejumlah punggawa Spanyol hilir mudik, dan mereka diperbolehkan meladeni jurnalis. Hanya saja sesekali Angela Palomo, salah satu staff timnas Spanyol, mewanti-wanti kepada pemain untuk tidak menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris kepada wartawan televisi. Mungkin dia tidak ingin armada perang Vicente del Bosque ini salah ucap dari sisi grammar dan disaksikan publik. Tempat tinggal sementara pasukan Vicente del Bosque ini merupakan satu kompleks bangunan olahraga. Sekitar 500 meter menuju kompleks tersebut terpampang billboard “Potchefstroom Welcomes Spain” Sedangkan Di bangunan utama kampus terdapat spanduk sangat besar bertuliskan “Ilusion es mi camino, victoria mi destino” (Harapan adalah jalanku, kemenangan tujuanku). Pihak unversitas mengeluarkan dana sebesar USD5,8 juta untuk memberikan fasilitas tebaik bagi kampiun Euro 2008 tersebut. Sedangkan USD3 juta dikucurkan untuk membuat kamar ganti baru. Kompleks tersebut memiliki 70 kamar untuk pemain, pelatih, serta staff dari timnas Spanyol. Termasuk diantaranya dua chief dan tujuh koki. “Kami ingin mereka merasa berada dii rumah,” ujar Annette Combrink, mantan rektor Universitas North West yang merangkap sebagai ketua Piala Dunia lokal Johannesburg. Bukan hanya universitas yang merogoh uang besar agar La Furia Roja betah tinggal di Potchefstroom. Pihak pemerintah kota juga melakukan hal yang sama. Sedikitnya UDS3,35 juta digelontorkan untuk memperbaiki jalan raya dari pangkalan udara Badan Pertahanan Afsel (SADF) menuju universitas. Spanyol terbang dari Madrid langsung ke pangkalan udara militer tersebut. Tak heran, jalan di kawasan ini begitu mulus. Di sisi-sini jalan juga terdapat pepohonan rindang. “Pohon-pohon itu sangat rindang dalam musim panas. Kini, tak begitu,” lanjut Mailala. Senwes Park sendiri dipilih oleh Federasi Sepak Bola Spanyol karena fasilitasnya yang super kumplit. Dalam situs resmi universitas disebutkan, sekitar 1000 atlit berlatih untuk mempersiapkan diri sebelum bertarung di turnamen besar seperti Olimpiade. Di antaranya adalah atlet Inggris Linford Christie dan Paula Radcliffe. POTCHEFSTROOM, South Africa 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar