Rabu, 09 Juni 2010

Menengok Rumah Nelson Mandela dan Desmond Tutu

SEKILAS Vilakazi sama seperti nama jalan lain di kawasan Suweto (dekat Johannesburg) atau bahkan di Afrika Selatan (Afsel). Kering, berdebu, dan yang paling dikenal adalah tingginya angka kiriminal di daerah ini. “Jika kamu mau kesana, silahkan saja. Tapi, ingat saya hanya bisa mengantar melewatinya saja. Jangan harap kamu bisa turun dari mobil,” tegas Webster, driver mobil pengemudi sewaan. “Saya tidak mau kita pulang tinggal nama!” Apa yang dikatakan Webster memang betul. Ketika hendak memasuki kawasan Suweto dari Johannesburg, seorang pria tergeletak di jalan dekat pom bensin. Di bajunya basah olah darah. “Mungkin dia tertembak. Jangan terlalu dilihat seperti itu!,” ujar Webster melihat saya yang tak bisa mengalihkan pandangan dari pria nahas itu. Dibalik semua cerita seram itu, Vilakazi menyimpan kisah yang sangat menarik. Tempat ini merupakan satu-satunya jalan di dunia yang pernah di tempat kediaman dua peraih Nobel, pejuang apartheid dan mantan presiden Afsel, Nelson Mandela serta Desmond Tutu. Tak hanya itu, sepanjang pembentukan sejarah negara ini Vilakazi memiliki peran yang sangat besar. Dalam bukunya, Long Walk to Freedom, Mandela menceritakan secara penuh emosional apa yang dia rasakan ketika kembali ke Vilakazi setelah mendekam selama 27 tahun dalam bui. “Malam itu saya kembali bersama (istrinya Winnie) ke (rumah) nomer 8115 di Orlando West. Seketika saya tahu saya telah meninggalkan penjara. Bagi saya rumah itu adalah pusat dari kehidupan saya. Tempat yang bertanda X pada geografi mental saya,” demikian tulis Mandela. Rumah itu lantas diubah menjadi museum nasional, sebagai tribute bagi Mandela yang berjuang keras memerangi apartheid. Mandela House Museum memang menarik banyak wisatawan, tapi banyak pula turis yang enggan kesana karena reputasi kawasan itu sebagai gudang kejahatan. “Ya itu benar. Tapi, Piala Dunia sedikit mengubah itu. Hampir setiap hari saya bertemu dengan orang dari berbagai Negara,” ungkap staf Mandela House Museum Madonna Seruto kepada saya. Bila kini Mandela memilih tinggal di Cape Town, lain halnya dengan Desmond Tutu. Dia masih memiliki rumah di Vilakazi. Rumah itu akan ditempatinya setiap Tutu berada di Johannesburg. Jalan ini juga merupakan tempat dimana Orlando West High School berdiri. Sekolah yang pada 16 Juni 1976 menjadi saksi gerakan protes siswa terhadap kebijakan pemerintah. Jalan Vilakazi juga merupakan tempat dimana draf Konsitusi Afsel dirancang pada 1955. “Tempat ini berubah menjelang Piala Dunia. Kami menyediakan banyak bar, restoran serta cafĂ©. Kami menyambut turis untuk menikmati Piala Dunia di jalan Vilakazi,” ujar seorang warga Vilakazi Douglas Davids. SUWETO, South Africa 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar