Selasa, 10 Juni 2008
Wenger dan Senyum Ramahnya
Selain sengitnya duel Prancis kontra Rumania, ada sosok lain yang menjadi perhatian di media tribun Stadion Letzigrund, Zurich. Duduk bersama wartawan lainnya adalah salah satu pelatih klub terbaik di Eropa Arsene Wenger.
Nahoda Arsenal tersebut terlihat sibuk dengan
microphone dan peralatan lainnya. Usut punya usut ternyata pelatih kelahiran Strasbourg ini tengah melakoni usaha sampingan menjadi komentator saluran televisi Prancis. Saya yang berada cukup dekat dengan Wenger langsung merapat. Wenger yang pada sore itu memakai setelan jas berwarna hitam plus kemeja abu-abu muda yang dipadankan dengan dasi abu-abu tua itu menyambut.
"Duduk di sini," ujarnya sembari menepuk kursi kosong di sebelah kanannya. "Anda wartawan juga kan? Mereka tidak akan apa-apa (menunjuk empat pria yang bertugas menghalau pengganggu Wenger)."
Saya pun menerima tawaran Wenger. Tanpa diminta berbagai penjelasan meluncur dari bibirnya. "Saya disini sedang menjadi komentator untuk salah satu televisi Prancis. Namun, saya hanya pendamping. Komentator utamanya ini (menepuk seorang pria berusia 60 tahunan di sebelah kirinya). Anda berasal dari mana?" Wenger balik bertanya.
Setelah dijelaskan berasal dari Indonesia, pelatih berusia 58 tahun ini menjadi penasaran. "Jauh sekali. Berapa jam Anda terbang untuk datang ke sini? Apakah di sana ada tayangan turnamen ini?"
Saya menjawab pertanyaan Wenger dengan komplit. Ditambahkan juga bahwa di tanah air setiap pekannya ditayangkan berbagai liga di Eropa serta siaran turnamen sepak bola seperti Euro, Piala Dunia atau Copa America. Kepada mantan pelatih AS Monaco itu juga dijelaskan, bahwa tim besutannya, Arsenal, menjadi salah satu tim Liga Primer dengan suporter terbanyak di Indonesia. "Apakah itu betul? Menarik sekali. Saya gembira mendengarnya,"
Wenger tertawa ketika ditanyakan ingin mengintip Samir Nasri (pemain timnas Prancis yang dilirik Arsenal). "Dasar jurnalis. Selalu bisa menghubungkan segala sesuatu," ujarnya sembari menepuk bahu saya. "Saya suka gaya dia bermain. Kita lihat saja nanti."
Selama berbicara senyum tidak lepas dari wajah Wenger. Tidak hanya itu, dia juga selalu membalas melambaikan tangan bila ada orang yang menyapa atau tersenyum padanya.
ZURICH, Switzerland 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar