Jumat, 02 Juli 2010
Terima Kasih Loftus Versfeld, Goodbye!
DARI 10 stadion di sembilan kota tuan rumah Piala Dunia, bagi Harian Seputar Indonesia (SI) Stadion Loftus Versfeld di Pretoria merupakan yang paling ‘ramah’. Di kandang tim rugby Blue Bulls tersebut peraturan tidak terlalu serumit Soccer City atau Ellis Park d Johannesburg. Sehingga ‘curi-mencuri- wawancara dengan pelatih timnas atau pemain yang bakal atau setelah pertandingan bisa dilakukan. Di tempat ini SI berhasil mengorek informasi di antaranya dari mulut playmaker Spanyol Xavi Hernandez plus nakhodanya, Vicente del Bosque serta kapten Kamerun Samuel Eto’o. Keramahan Loftus juga menular pada tamu-tamunya. Mantan pesepak bola atau pelatih papan atas dunia, yang datang k
e Piala Dunia untuk melakoni pekerjaan sampingan, menjadi komentator juga tak pernah sungkan meluangkan waktu. Sebut saja, arsitek Arsenal Arsene Wenger, mantan kartu As Chile Ivan zamorano hingga kiper sensasional Paraguay Jose Luis Chilavert. Penjagaan yang tidak terlalu ketat bagi para tamu istimewa ini memberikan keberuntungan bagi SI. Selain itu, para media officer Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) juga tak segarang di venue lainnya. Mereka cukup pengertian memberi waktu untuk mewawancara pemain atau pelatih di luar konferensi pers. Kondisi ini tidak mungkin ditemui di Soccer City atau Ellis Park. Bila membandel, akreditasi Piala Dunia taruhannya. Di Soccer City yang disebut sebagai stadion terketat, jurnalis dari media cetak diharamkan membawa kamera. Jika kedapatan membawa alat potret itu ke dalam stadion atau tempat temu wartawan, maka bakal disita. Situasi tak jauh berbeda juga dirasakan di Stadion Peter Mokaba, Polokwane. Stadion yang hanya memanggungkan tiga partai di babak grup tersebut memasang pagar sehingga jurnalis tidak bisa terlalu dekat dengan bintang sepak bola.
Pada Selasa (29/6), Loftus menggelar laga terakhirnya di Piala Dunia. Venue yang identik dengan warna biru itu menjadi sakti lolosnya Paraguay ke babak perempat final. Keramahan Loftus dirasakan banyak jurnalis. Tak heran setelah pertandingan, sejumlah wartawan mendatangi kantor media officer di Loftus untuk mengucapkan terima kasih. Goodbye Loftus!
PRETORIA, South Africa 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar