Sabtu, 10 Juli 2010

Sinar Mentari Melimpah, Stadion Dipenuhi Wanita Seksi

Turnamen sepak bola seperti Piala Dunia identik dengan suporter wanita cantik dan seksi. Tapi, lantaran turnamen kali ini berlangsung di musim dingin maka terjadi pengecualian. Pada awal bergulirnya Piala Dunia, seluruh penonton pertandingan datang ke stadion dengan tubuh ditutup pakaian tebal tak ketinggalan juga mantel. Mereka tidak mau ambil risiko berpakaian minim lantas terserang flu atau radang tenggorokan keesokan harinya. Dengan biaya hidup yang sangat tinggi, di Afrika Selatan (Afsel) warga lokal ataupun turis sangat menjaga kesehatan. "Sungguh sesuatu yang gila menonton pertandingan sepak bola dengan kostum seperti ini," ujar Carlise seorang pendukung timnas Uruguay, saat Diego Forlan menggelar laga perempat final kontra Ghana (2/7) silam. "Seharusnya turnamen seperti ini dilangsungkan di musim panas. Dimana matahari bersinar penuh, dan udara yang hangat. Tidak seperti ini, dingin dengan angin kencang. Menyedihkan." Namun ada sesuatu yang berbeda menjelang laga Spanyol kontra Jerman di Moses Mabida, Durban. Matahari dengan royalnya membagikan sinarnya. Selain karena memang Durban lebih hangat dibandingkan delapan kota tuan rumah lain Piala Dunia 2010. Suhu di kota dengan view Samudera Hindia tersebut meningkat satu hari menjelang memanggungkan partai Spanyol versus Jerman. Kondisi ini tentu saja membuat gila bola wanita gembira. Mereka bebas memakai busana seminim mungkin sembari menikmati panasnya mentari. Dan, pertandingan Der Panzer melawan kampiun Euro 2008 bakal menjadi saksinya. Pendukung wanita Der Panzer dan La Furia Roja ramai-ramai berbikini ria, bagian atas saja tentu saja. Bukan hanya para gila bola wanita yang senang hati dengan hari yang cerah, penjual pakaian seperti tank top atau bahkan bikini pun juga tersenyum. Omset yang sempat turun di awal kompetisi kini kembali melonjak. DURBAN, South Africa 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar