Kamis, 17 Maret 2011
Sepak Bola Jadi Kebutuhan Wajib dan Dijuluki Brasil Van Ambon
Di Desa Tulehu, Kecamatan Solahutu, Maluku Tengah, sepertinya setiap bocah laki-laki diciptakan untuk bermain sepak bola. Mereka bahkan lebih takut tertinggal bola plastik ke sekolah dibandingkan lupa membawa buku pelajaran atau luput mengerjakan pekerjaan rumah.
Dan, setiap ada jeda waktu, mereka akan berada di sisi pantai, jalan atau rela berbagi tanah lapang dengan sapi untuk menendang si kulit bundar. Anak-anak itu memendam cita-cita luhur, menjadi tulang punggung timnas Indonesia suatu hari kelak.
Di desa ini pula lahir gelandang Persija Ramdani Lestaluhu. Pemain yang juga pernah jadi anggota timnas U-19 serta U-23. Atau, mantan stopper timnas Indonesia Khairil ‘Pace’ Anwar yang juga lahir di desa ini. Pace juga bek tangguh di era awal 2000’an, kala membela Persebaya Surabaya dan sebelumnya Barito Putra dan Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS).
”Mereka ingin seperti saudara-saudaranya yang menjadi pesepak bola profesional. Dan, impian itu melekat di benak mereka setiap kali bermain sepoak bola,” ujar Luthfi, yang merupakan kakak kandung dari Ramdani
”Mereka ingin seperti saudara-saudaranya yang menjadi pesepak bola profesional. Dan, impian itu melekat di benak mereka setiap kali bermain sepoak bola,” ujar Luthfi, yang merupakan kakak kandung dari Ramdani Lestaluhu.
Bukan hanya Ramdani atau Pace yang mengharumkan nama Tulehu di kancah sepak bola. Tempat indah ini seakan tidak pernah kehabisan calon bintang kulit bundar. Tercatat lima remaja asal Tulehu berlatih di Uruguay, Alvin Tuasalamony, Rizky Pellu, Saeful Ohorella, Abdul Rahman Lestaluhu dan Sedek Sanaky.
Bakat anak-anak Tulehu ini mendapat perhatian besar. Terutama dari Nusaina Group, lewat Nusaina FC. Ditambah bantuan pemerintah daerah, Nusaina Group berkomitmen untuk berpartisipasi memajukan sepak bola di Maluku.
Lantaran hal ini pula, mantan pemain yang dulu merantau dan kini pulang kampung, untuk turut mengasah bakat para juniornya. Apalagi, tim ini berkonsentrasi pada pembinaan pemain usia di bawah 18 tahun itu. ”Kami siap memfasilitasi untuk membangun sepak bola Maluku, dan tentu saja Tulehu,” papar Direktur PT Nusaina Group Soedarjo Sumitro.
Sepak bola juga tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan remaja Tulehu. Lapangan Matawaru yang terletak di tepi pantai Tulehu, tak pernah sepi apalagi Nusaina FC berlatih atau bertanding.
Stamina pemain yang tak kenal lelah, kecepatan berlari yang mengagumkan, skill individual yang atraktif, membuat penonton rela berlama-lama di stadion. Tak heran, beberapa media lokal menyebut Tulehu sebagai Brasil van Ambon.
”Jika kami memiliki fasilitas yang lebih memadai, kemampuan pemain tentu bisa ditingkatkan,” imbuh Luthfi, yang merupakan pelatih Nusaina FC. ”Kami sudah lama tahu Maluku menyumbang banyak pemain untuk timnas. Kami berharap pihak terkait lebih memperhatikan untuk mengembangkan sepak bola Indonesia timur.” Lanjutnya.
Momen paling indah bagi Tulehu ketika mewakili Maluku dalam turnamen U-15 Piala Medco 2006. Maluku, yang didominasi remaja Tulehu berhasil menjadi juara nasional setelah menjinakan favorit juara Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
AMBON, Indonesia 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar